Batman Begins - Link Select

Mencari Ilustrasi Buku Menggunakan Shutterstock - amiwidya


1. Setujukah kamu jika paragraf pertama diatas termasuk bagian abstrak.
JAWAB:Tidak setuju ,karena pada paragraf pertama sudah tergolong pada bagian orientasi yang dimana sudah tercantum tokoh ,dan latar

2. Bagaimana pendapatmu tentang cara pengarang dalam mengawali teks dengan menuliskan sebuah kutipan langsung?menarikkah cara seperti itu!jelaskan.
JAWAB:Menurut saya tidak menarik,dikarenakan teks tersebut langsung menuliskan sebuah kutipan langsung,tanpa ada bagian yang merupakan gambaran umum tentang teks tersebut

3. Apakah pengarang telah memperkenalkan okoh atau latar dalam cerita?Dalam paragraf keberapa bagian tersebut ?
JAWAB:Terdapat pada bagian orientasi(paragraf 1 dan 2)

4. Konflik apa yang sedang dialami tokoh?jelaskan.
JAWAB:Konflik yang dialami oleh tokoh tersebut adalah tidak bisa berjalan dengan normal

5. Dalam paragraf ke berapakah komplikasi teks cerita inspiratif tersebut?jelaskan.
JAWAB:Terdapat pada paragraf 3 ,karena di paragraf tersebut terlihat jelas konflik atau masalah yang dialami tokoh.

6. Solusi apakah yang dilakukan tokoh untuk mengatasi konflik tersebut?
JAWAB:Saya harus kerja.Apapun akan saya kerjakan selama itu pekerjaan baik dan halal.Ya,salah satunya dengan berjualan buah salak dan jeruk ucap zainal lirih menahan sedih.

7. Apakah solusi tersebut dapat memecahkan konflik yang dialami?jelaskan.
JAWAB:Ya,solusi tersebut dapat memecahkan konflik yang dialami tokoh tersebut,karena ia tetap semangat dan tujuuannya yang tak mau menyusahkan orang lain.

8. Dalam paragraf berapakah bagian resolusi dalam teks tersebut?jelaskan alasanmu.
JAWAB:Terdapat pada paragraf 4,7,8,9 karena diparagraf tersebut terdapat pemecahan masalah yang dialami tokoh 

9. Setujukah kamu dengan pesan atau amanat yang disampaikan pengarang dalam cerita inspiratif itu?jelaskan.
JAWAB:Setuju,karena amanat tersebut mengajarkan bahwa hidup juga butuh perjuangan 

10. Menurutmu,apakah penulis mampu menyuguhkan hikmah/amanat melalui konflik dan resolusi yang disampaikan?jelaskan.
JAWAB:Iya,karena terdapat hikmah yang membuat pria tersebut semangat tanpa harus menyusahkan orang lain.

TUGAS BAHASA INDONESIA


1. Taukah kalian gaya hidup sehat sering diperbincangkan saat ini, penyebabnya adalah banyaknya jenis penyakit yang dialami kebanyakan orang sekarang dan bagai mana solusinya, kalian hanya perlu memetakan kembali makanan 4 sehat 5 sempurna, sebutkan dan jelaskan?
JAWAB: Makanan 4 sehat 5 sempurna adalah makanan yang mengandung karbohidrat,protein,dan vitamin.Makanan dibagi atas 4 sumber nutrisi penting,yaitu makanan pokok,lauk-pauk,sayur-mayur,buah-buahan,dan disempurnakan dengan susu,menjadi 5 sempurna

2. Disebut apakah seorang yang mengalami kekurangan vitamin, sebutkan dan jelaskan?
JAWAB:Disebut avitamosis , A

3. Disebut apakah seorang yang mengalami kelebihan vitamin, sebutkan dan jelaskan?
JAWAB:hipervitaminosis

4. Apakah perbedaan makanan sehat dan makanan tidak sehat?
JAWAB: Makanan sehat adalah makanan yang memenuhi syarat untuk kesehatan dan bila dikonsumsi tak menimbulkan keracunan serta penyakit sedangkan makanan yang tidak sehat tidak memenuhi syrat untuk kesehatan bahkan bisa menimbulkan penyakit

PJOK




beberapa fakta pada link yang terlampir.Pada berita yang disajikan di link tersebut kita dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan yang muncul akibat pandemi(penyebaran wabah hingga lintas benua)Covid 19 di negara kita.Misalnya para dokter yang kekurangan alat pelindungan diri(APD)sebagai pelindung untuk merawat pasien yang positif terkena covid 19 agar tidak tertular.

Tugas kalian adalah mengindentifikasi satu masalah kemudian memberikan ide/gagasan untuk mengatasi masalah tersebut.
https://tirto.id/apd-tak-merata-tenaga-kesehatan-di-daerah-jalani-misi-bunuh-diri-eG83

https://www.liputan6.com/showbiz/read/4208411/rs-tempat-andrea-dian-diisolasi-kekurangan-hand-sanitizer-dan-air-minum

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/wkBYAv4b-fkui-rscm-dan-rs-persahabatan-kekurangan-hand-sanitizer

Masalah kekurangan hand sanitizer :

Kita dapat membantu masalah ini dengan cara membuat sendiri hand sanitizer yang muda dan menyumbangkannya pada masyarakat sekitar kita dan pada rumah sakit.

Kita dapat membuat hand sanitizer menggunakan hidrogen peroksida akan tetapi (penggunaan hidrogen peroksida dapat memicu irirtasi),oleh karena itu kita bisa menggunakan bahan bahan yang lebih alami yaitu,kemangi,lidah buaya,sirih,dan serbuk kulit jeruk purut.Dalam karya ilmiah ini dibuktikan,meskipun tidak secepat alkohol,cairan pembersih yang mengandung sirih dan kemangi dipercaya dapat membunuh virus dan bakteri secara perlahan

PENGEMBANGAN POTENSI KOMPETENSI DIRI PELAJARAN IPA




1.PEMBERONTAKAN FISIK 

A.PERTEMPURAN AMBARAWA Peristiwa Pertempuran di Ambarawa ini terjadi pada tanggal 20 November 1945. Dan berakhir hingga tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR (Indonesia) melawan pasukan sekutu (Inggris). Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak di antara dua kota yaitu Semarang dan Magelang, juga di antara Semarang dan Salatiga. Peristiwa Ambarawa ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Inggris dari Divisi India ke-23 di Kota Semarang pada tanggal 20 oktober 1945. Pemerintah Indonesia memperkenankan sekutu untuk mengurus tawanan perang yang saat itu berada di penjara Magelang dan Ambarawa. TErjadinya Pertempuran Ambarawa Terjadinya Pertempuran Ambarawa Kedatangan pasukan Inggris yang kemudian diikuti oleh pasukan NICA (Nederlandsch Indië Civiele Administratie). Sekutu lalu mempersenjatai para bekas tawanan perang Eropa tersebut. Sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah insiden di Kota Magelang. Dan kemudian sampai pada puncaknya terjadi pertempuran antara pasukan TKR melawan pasukan sekutu (Inggris). Insiden tersebut dapat diredakan dan berakhir setelah Presiden Ir. Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell dari Sekutu datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945. Pada akhirnya mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat antara kedua pihak yang dituangkan dalam 12 pasal. Naskah persetujuan tersebut berisi antara lain sebagai berikut. Pihak Sekutu dan para pasukannya akan tetap ditempatkan di Magelang. Dengan tujuan untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi pasukan Sekutu yang ditawan oleh pasukan Jepang (RAPWI) Palang Merah atau Red Cross yang menjadi bagian dari pasukan Inggris. Jumlah pasukan Sekutu harus dibatasi sesuai dengan tugasnya. Pihak Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan di bawahnya Jalan Raya Ambarawa hingga Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia dan Sekutu. Tokoh Pertempuran Ambarawa Adapun tokoh – tokoh terkenal yang terlibat dalam pertempuran di Ambarawa adalah sebagai berikut. Letkol Isdiman yang gugur dalam medan pertempuran Ambarawa. Kolonel Sudirman, yang merupakan pemimpin pasukan Indonesia menggantikan Letkol Isdiman yang gugur dahulu. M Sarbini, yang merupakan Pemimpin TKR Resimen dari Magelang. Brigadir Bethel, yang merupakan pemimpin tentara Inggris. Penyebab Pertempuran Ambarawa Penyebab terjadinya pertempuran ambarawa adalah karena pihak sekutu ternyata tidak menepati perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Sehingga pada tanggal 20 November 1945, meletuslah pertempuran Ambarawa yaitu pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak sekutu dari Inggris. Dan pada tanggal 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik mundur ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur. Namun, tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan pasukan Inggris melakukan genjaran terhadap perkampungan di sekitar Ambarawa. Pasukan TKR yang berada di Ambarawa bersama dengan pasukan TKR lainnya dari Salatiga, Boyolali, dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda. Sehingga mereka semua membentuk garis medan di sepanjang rel kereta api yang membelah dua Kota Ambarawa. Pemimpin Pertempuran Ambarawa Pertempuran di Ambarawa dipimpin oleh Kolonel Sudirman. Sedangkan dari arah Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto dipimpin oleh Imam Androngi yang melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945. Serangan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memukul mundur pasukan Inggris yang berada di Desa Pingit. Pasukan yang dipimpin oleh Imam Androngi ini berhasil menduduki Desa Pingit dan melakukan perebutan terhadap desa – desa yang berada di sekitarnya. Pertempuran Ambarawa Jenderal Sudirman Wisata Semarang Batalion Imam Androngi kemudian meneruskan gerakan pengejarannya terhadap Sekutu. Lalu Batalion Imam Androngi diperkuat oleh tiga Batalion dari Yogyakarta, yaitu Batalion Sugeng Batalion 10 di bawah pimpinan Mayor Soeharto dan Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono. Pada akhirnya pihak sekutu terkepung, meskipun demikian pasukan musuh mencoba untuk menerobos kepungan itu dengan cara melakukan gerakan melambung. Dan mengancam kedudukan pasukan TKR menggunakan alat-alat berat seperti tank dari arah belakang. Untuk mencegah terjadinya jatuhnya korban jiwa, pasukan TKR mundur ke Bedono. Dengan bantuan Resimen 2 yang dipimpin oleh M. Sarbini, Batalion Polisi Istimewa dipimpin oleh Onie Sastroatmojo dan Batalion dari Yogyakarta Dan hal ini mengakibatkan gerakan sekutu berhasil ditahan di Desa Jambu. Di desa Jambu inilah, para komandan pasukan melakukan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar. Rapat tersebut menghasilkan pembentukan komando yang disebut “Markas Pimpinan Pertempuran”, yang bertempat di Kota Magelang. Sejak saat itulah, Ambarawa dibagi menjadi empat sektor yaitu sektor utara, sektor selatan, sektor barat, dan sektor timur . Kekuatan pasukan tempur disiagakan secara berganti – gantian. Tepat pada tanggal 26 November 1945, Letnan Kolonel Isdiman yang merupakan pimpinan pasukan dari Purwokerto gugur. Pada saat itulah Kolonel Sudirman Panglima dari Divisi V di Purwokerto mengambil alih pimpinan pasukan. Situasi pertempuran menguntungkan pasukan TKR Indonesia.
 B.PERTEMPURAN SURABAYA Pertempuran di Surabaya dilatarbelakangi oleh kedatangan pasukan sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (NICA) pada 25 Oktober 1945 atau dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan. Pasukan sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby langsung masuk ke Kota Surabaya dan mendirikan pos-pos pertahanan. Dilansir situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kedatangan pasukan sekutu awalnya untuk mengamankan tawanan perang, melucuti senjata Jepang, atau menjaga ketertiban di berbagai daerah di Indonesia salah satunya Surabaya. Namun, kenyataannya pasukan sekutu yang kebanyakan pasukan Inggris menyimpang. Pada 27 Oktober 1945, pasukan sekutu menyerbu penjara membebaskan tawanan perwira sekutu yang ditahan Indonesia. Pasukan sekutu juga menduduki tempat-tempat vital. Seperti lapangan terbang, kantor radio, radio Surabaya, gedung internatio, dan pusat kereta api. Pasukan sekutu menyebarkan famplet yang isinya agar masyarakat menyerahkan senjata yang dimilikinya. Namun masyarakat Surabaya menolak, apalagi harus mengangkat tangan. Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pertempuran 10 November dan Berbagai Pemicunya Menyerang sekutu Kondisi itu membuat masyarakat Surabaya marah dan semakin anti sekutu. Pada 28 Oktober 1945, pejuang Indonesia menyerang pos pertahanan. Aspirasi perlawanan terhadap sekutu dikumandangkan oleh Bung Tomo menggunakan radio. Dia, dengan berapi-api memberikan semangat kepada masyarakat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada 28 Oktober 1945, para pemuda Surabaya bersemangat untuk mengusir sekutu dan mempertahankan kedaulatan. Dengan penuh semangat, akhirnya masyarakat Surabaya mampu merebut tempat-tempat vital. Sempat ada perundingan antara Pemerintah Indonesia yang diwakili Preside Soekarno, Moh Hatta dan Amir Syarifuddin dan sekutu, tapi pertempuran tetap terjadi. Pada 31 Oktober 1945, Brigader Mallaby tewas dan menyulut kemarahan pihak sekutu. Pihak sekutu memperingatkan masyarakat Surabaya untuk menyerah, jika tidak akan dihancurkan. Namun masyarakat Surabaya tidak mau memenuhi tuntutan pihak sekutu. Baca juga: Tentara Tionghoa Indonesia Saat Agresi Surabaya 10 November 1945 Puncak perang Surabaya Puncak pertempuran Surabaya terjadi pada 10 November 1945. Pasukan sekutu melakukan penyerangan di Kota Surabaya dan pejuang Indonesia tidak gentar malah bersemangat berjuang. Dalam menghadapi sekutu, senjatan yang dipakai pejuang tidak hanya senjata tapi juga bambu runcing. Tak sedikit pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran tersebut mencapai 20.000 orang, sementara dari pihak sekutu mencapai 1.500 orang. Pertempuran terakhir terjadi pada 28 November 1945. Semangat para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan membuat Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Ini ditetapkan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Diberitakan Kompas.com (9/11/2018), pertempuran di Surabaya tersebut berlangsung selama tiga minggu. Kerugian jiwa di pihak Indonesia cukup banyak dan mencapai ribuan. Penduduk banyak mengungsi meninggalkan Kota Surabaya. Selain itu banyak bangunan-bangunan rusak dan hancur. (Sumber: Kompas.com/Aswab Nanda Pratama | Editor: Bayu Galih) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertempuran Surabaya, Pertempuran Indonesia Pertama setelah Proklamasi", https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/16/100000669/pertempuran-surabaya-pertempuran-indonesia-pertama-setelah-proklamasi?page=all. Penulis : Ari Welianto Editor : Ari Welianto
 C.BANDUNG LAUTAN API Bandung Lautan Api adalah sebuah sebutan untuk peristiwa terbakarnya kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dalam upaya menjaga kemerdekaan Indonesia. Pembakaran ini dilakukan oleh masyarakat Bandung sebagai bentuk respon atas ultimatum oleh sekutu yang memerintahkan untuk mengosongkan Bandung. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Maret 1946. Sejarah besar ini dilakukan oleh para masyarakat Bandung yang jumlahnya sekitar 200.000 orang. Dalam waktu tujuh jam, mereka melakukan pembakaran rumah serta harta benda mereka sebelum akhirnya pergi meninggalkan Bandung. Latar Belakang Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu. Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945. Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu sektor utara serta sektor selatan. Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung. gambar via: Jago Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu: Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu. Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945. Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu sektor utara serta sektor selatan. Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung. Kronologi Terjadinya Bandung Lautan Api Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada Oktober 1945. Para pejuang Bandung saat itu tengah gencar-gencarnya merebut senjata serta kekuasaan dari tangan Jepang. gambar via: PorosIlmu.com Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada Oktober 1945. Para pejuang Bandung saat itu tengah gencar-gencarnya merebut senjata serta kekuasaan dari tangan Jepang. Hubungan pemerintah RI dengan sekutu juga sedang tegang. Di saat seperti itu, pihak sekutu menuntut agar seluruh senjata api yang ada di tangan masyarakat, kecuali TKR serta polisi, diserahkan pada pihak sekutu. Tetapi, sekutu yang baru tiba ini meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan seluruh senjata hasil pelucutan Jepang ini. Hal ini ditegaskan lewat ultimatum yang dikeluarkan pihak Sekutu. Isi ultimatum itu yaitu agar senjata hasil pelucutan Jepang segera diserahkan pada Sekutu serta masyarakat Indonesia segara mengosongkan kota Bandung paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk keamanan rakyat. Ditambah lagi, orang- orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan juga mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan rakyat. Hal semacam ini juga semakin mendorong adanya bentrokan bersenjata pada Inggris serta TKR (Tentara Keamanan Rakyat) jadi tidak dapat dijauhi. Saat malam tanggal 21 November 1945, TKR serta sebagian badan perjuangan Indonesia melancarkan serangan pada kedudukan-kedudukan Inggris di wilayah Bandung bagian utara. Hotel Homann serta Hotel Preanger yang dipakai musuh sebagai markas juga tidak luput dari serangan. Menanggapi serangan ini, tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum pada Gubernur Jawa Barat. Ultimatum ini berisi agar Bandung Utara dikosongkan oleh masyarakat Indonesia, termasuk juga dari pasukan bersenjata. Masyarakat Indonesia yang mendengar ultimatum ini tak menghiraukannya. Karena itu, pecahlah pertempuran pada sekutu serta pejuang Bandung di tanggal 6 Desember 1945. Lalu, di tanggal 23 Maret 1946, sekutu kembali mengulang ultimatumnya. Sekutu memerintahkan agar TRI (Tentara Republik Indonesia) segera meninggalkan kota Bandung. Mendengar ultimatum itu, pemerintah Indonesia di Jakarta kemudian menginstrusikan agar TRI mengosongkan kota Bandung untuk keamanan rakyat. Walau demikian, perintah ini berbeda dengan yang diberikan dari markas TRI di Yogyakarta. Dari Yogyakarta, keluar instruksi agar terus bertahan di Bandung. Dalam masa ini, sekutu juga membagi Bandung dalam dua sektor, yaitu Bandung Utara serta Bandung Selatan. Lalu, sekutu meminta masyarakat Indonesia untuk meninggalkan Bandung Utara. Kondisi di kota Bandung jadi semakin genting. Situasi kota ini jadi mencekam serta dipenuhi orang -orang yang panik. Para pejuang juga bingung dalam mengikuti instruksi yang berbeda dari pusat Jakarta serta Yogyakarta. Pada akhirnya, para pejuang Indonesia memutuskan untuk melancarkan serangan besar-besaran pada sekutu di tanggal 24 Maret 1946. Para pejuang Indonesia menyerang pos-pos sekutu. Mereka juga membakar semua isi kota Bandung Utara. Setelah berhasil membumihanguskan kota Bandung Utara, barulah mereka pergi mengundurkan diri dari Bandung Utara. Aksi ini dilakukan oleh 200.000 orang selama 7 jam. Keadaan Bandung yang dipenuhi dengan kobaran api laksana lautan inilah yang membuat peristiwa tersebut dijuluki dengan sebutan Bandung Lautan Api. Tujuan Membakar Bandung Para pejuang Bandung memilih membakar Bandung dan lalu meninggalkannya dengan alasan tertentu. Maksudnya yaitu untuk mencegah tentara Sekutu serta tentara NICA Belanda dalam memakai kota Bandung sebagai markas strategis militer mereka dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. gambar via: Wisata Bandung Para pejuang Bandung memilih membakar Bandung dan lalu meninggalkannya dengan alasan tertentu. Maksudnya yaitu untuk mencegah tentara Sekutu serta tentara NICA Belanda dalam memakai kota Bandung sebagai markas strategis militer mereka dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Operasi pembakaran Bandung ini dikatakan sebagai operasi “bumihangus”. Keputusan untuk membumihanguskan kota Bandung diambil lewat musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3), yang dilakukan di depan seluruh kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, tanggal 23 Maret 1946. Hasil musyawarah itu lalu diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion sebagai Komandan Divisi III TRI. Ia juga memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Lalu, hari itu juga, rombongan besar masyarakat Bandung mengalir. Pembakaran kota berlangsung malam hari sambil para penduduknya pergi meninggalkan Bandung. Dengan terbakarnya kota Bandung, maka sekutu tidak bisa memakai Bandung sebagai markas strategis militer. Operasi bumi hangus ini membuat asap hitam mengepul tinggi menyelimuti kota Bandung. Semua listrik turut padam. Di dalam kondisi genting ini, tentara Inggris juga menyerang sehingga pertempuran sengit tidak terhindarkan. Pertempuran terbesar berlangsung di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung. Di tempat inilah adanya gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Rupanya, pejuang Indonesia Muhammad Toha serta Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) memperoleh misi penghancurkan gudang amunisi itu. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang senjata itu dengan dinamit. Walau demikian, kedua milisi itu turut terbakar di dalam gudang besar yang diledakkannya itu. Awalnya, staf pemerintahan kota Bandung merencanakan untuk tetap berada di dalam kota. Akan tetapi, untuk keselamatan mereka, maka pukul 21.00 itu, mereka juga turut dalam rombongan yang dievakuasi dari Bandung. Mulai sejak saat itu, sekitar pukul 24.00, Bandung kosong dari masyarakat serta TRI. Sementara, api masihlah membubung membakar kota, hingga Bandung menjadi lautan api. Strategi operasi bumihangus ini merupakan strategi yang tepat karena kekuatan TRI serta milisi rakyat memanglah tak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu serta NICA yang besar. Sesudah peristiwa Bandung Lautan Api tersebut, lalu TRI bersama dengan milisi rakyat melakukan perlawanan dari luar Bandung lewat cara bergerilya.
 D.PUPUTAN MARGARANA BALI Perang Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang kemerdekaan yang terjadi pada hari ini 73 tahun silam, tepatnya pada 20 November 1946. Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai, dimana Pasukan TKR di wilayah ini bertempur habis-habisan untuk mengusir Pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang. Dalam tradisi perang masyarakat Bali, kata puputan berasal dari kata puput yang menurut KBBI bermakna lepas atau tanggal. Adapun puputan yang dimaksud dalam perang ini adalah perang sampai titik darah penghabisan atau nyawa sampai lepas dan tanggal dari badan. Dipicu Hasil Perjanjian Linggarjati Pasca perundingan Linggarjati yang kontroversial, wilayah Republik Indonesia hanya diakui secara de facto oleh Belanda meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura, tanpa menyertakan wilayah Bali dan gugus kepulauan lain seperti yang saat ini kita kenal. Putusan itu tentu saja membuat hati rakyat Bali kecewa karena perlahan Belanda mulai menambahkan kekuatan militernya di sana untuk menancapkan kekuasaan demi menjadikan Bali sebagai bagian Negara Indonesia Timur. Sumber: Sejarahindonesia.web.id Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Perundingan Linggarjati Dimulai Keadaan ini sempat membuat suhu perpolitikan di Indonesia menjadi tidak stabil dan membuat beberapa tokoh di Indonesia merasa bahwa Indonesia dalam perjanjian ini sangatlah dirugikan. Tan Malaka dan beberapa kaum militer lain bahkan menyikapi hasil perjanjian itu sebuah kebodohan besar yang telah dilakukan oleh pemerintahan. Mereka menganggap membiarkan sejengkal demi sejengkal wilayah Indonesia hilang ke tangan Belanda adalah sebuah kesalahan fatal. Sementara itu, I Gusti Ngurah Rai yang saat itu tengah menjabat sebagai Komandan Resimen Nusa Tenggara 'digoda' oleh Belanda. Sejumlah tawaran menggiurkan disodorkan untuk meluluhkan hati Sang Kolonel agar membentuk Negara Indonesia Timur. Sumber: Istimewa Namun, lelaki yang namanya kelak diabadikan sebagai nama bandara di Pulau Dewata itu lebih memilih Indonesia sebagai Tanah Airnya. Dia kemudian juga memerintahkan kepada divisinya, Ciung Wanara untuk melucuti Polisi Nica yang menduduki Tabanan. Baca Juga: Mengenang Perjuangan Tuanku Imam Bonjol di Era Kolonial Perintah yang keluar sekitar pertengahan November itu baru berhasil mulus dilaksanakan tiga hari kemudian. Pada 18 November 1946, puluhan senjata lengkap dengan alterinya akhirnya berhasil direbut oleh pasukan Ciung Wanara dan mereka kembali ke posnya di desa Adeng-Marga. Pecah pertempuran Peristiwa ini tentu saja menimbulkan kemarahan di pihak Belanda. Tidak lama kemudian mereka mulai menyusun strategi penyerangan agar tidak kecolongan terhadap tentara Indonesia. Pada pagi-pagi buta tanggal 20 November 1946 Belanda lalu menyerang Desa Adeng-Marga di Bali. I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya. Sumber: Istimewa Pertempuran pecah pada pukul 10.00 pagi setelah pasukan Belanda berhasil membuntuti dan mengawasi divisi Ciung Wanara yang tengah melakukan long march menuju Gunung Agung. Sadar tengah diawasi Belanda, mereka lalu mengobarkan api perlawanan terhadap Belanda. Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Peristiwa 10 November 1945 Pada pertempuran yang sengit itu semua anggota pasukan Ngurah Rai bertekad tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. Di sinilah pasukan Ngurah Rai mengadakan Puputan atau perang habis-habisan. Puputan Margarana menyebabkan sekitar 96 pasukan Indonesia gugur sebagai pahlawan bangsa termasuk Ngurah Rai, sementara itu di pihak Belanda, sekitar 400 orang tewas akibat pertempuran tersebut. puputan Monumen Puputan Margarana atau Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa untuk mengenang Perang Puputan Margarana di Bali. Sumber: freedomsiana.com Kekalahan pasukan Ngurah Rai ini nantinya melicinkan usaha bagi Belanda untuk membentuk Negara Indonesia Timur (NIT). Namun usaha itu kembali gagal setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan pada tahun 1950. Untuk mengenang peristiwa tersebut, tanggal 20 November 1946 dikenal dengan perang puputan margarana, dan kini pada bekas arena pertempuran itu didirikan Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa.
 2.PERJUANGAN DIPLOMASI
A.PERUNDINGANG RENVILLE Latar belakang terjadinya Perjanjian Renville adalah usul dari Komisi Tiga Negara (KTN) yang dipertemukan oleh Indonesia dan Belanda dalam perundingan. Perundingan tersebut dilakukan di atas kapal Amerika Serikat yang bernama USS Renville. Perundingan tersebut diadakan pada tanggal 8 Desember 1947 ketika kapal tersebut sedang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok. Indonesia diwakili oleh Mr. Amir Syarifuddin. Sementara itu, pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Widjojoatmodjo, yang merupakan orang Indonesia pemihak Belanda. Hasil perundingan Renville, yang kemudian disebut sebagai perjanjian Renville. resmi ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948.
 B.PERUNDINGAN LINGGAR JATI Perundingan Linggarjati merupakan sebuah peristiwa bersejarah antara pihak Indonesia dan Belanda dengan Inggris sebagai mediator. Perundingan Linggarjati dilaksanakan sejak 11 sampai 13 November 1946 di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat. Secara garis besar, hasil Perundingan Linggarjati yang kemudian disebut Perjanjian Linggarjati adalah diakuinya wilayah Indonesia secara de facto oleh Belanda serta pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Perundingan Linggarjati merupakan sebuah peristiwa bersejarah antara pihak Indonesia dan Belanda dengan Inggris sebagai mediator. Perundingan Linggarjati dilaksanakan sejak 11 sampai 13 November 1946 di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat. Secara garis besar, hasil Perundingan Linggarjati yang kemudian disebut Perjanjian Linggarjati adalah diakuinya wilayah Indonesia secara de facto oleh Belanda serta pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS). (1) Meski dilaksanakan sejak 11 sampai 13 November 1946, namun hasil Perundingan Linggarjati baru diparaf pada 15 November 1946 dan ditandatangani pada 25 Maret 1947. (2) Linggarjati sendiri merupakan sebuah desa yang berada antara Cirebon dan Kuningan, tepatnya berada di kaki Gunung Ciremai. Pemilihan Linggarjati sebagai tempat perundingan karena tempat itu dianggap netral bagi kedua pihak yang bersengketa. Saat itu Belanda dan sekutu dalam posisi tengah menguasai Jakarta, sedangkan Indonesia menguasai Yogyakarta sebagai ibu kota negara pada saat itu. Tempat Perundingan Linggarjati sampai saat ini masih ada dan dijadikan museum dengan nama Museum Linggarjati.
( C.PERUNDINGAN MEJA BUNDAR Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah pertemuan dan perjanjian yang dilaksanakan antara pihak Indonesia dan Belanda. KMB diadakan mulai tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Tujuan Konferensi Meja Bundar ini adalah untuk mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan jalan diplomasi. Sebelum konferensi ini, sudah berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948) dan Perjanjian Roem-Royen (1949). Salah satu hasil dan isi Konferensi Meja Bundar adalah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Konferensi Meja Bundar (KMB) Kali ini akan dibahas sejarah Konferensi Meja Bundar yang melibatkan pihak Indonesia dan Belanda, mulai dari latar belakang, waktu dan tempat pelaksanaan, tujuan, tokoh penting yang terlibat, hasil dan isi perjanjian serta dampak yang ditimbulkan. Latar Belakang Konferensi Meja Bundar Hal yang melatarbelakangi terjadinya KMB adalah kegagalan Belanda untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan karena adanya kecaman dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk melakukan penyelsaian secara diplomasi. Sebelumnya telah terjadi beberapa perundingan antara pihak Belanda dan Indonesia lewat perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville. Pada 28 Januari 1949, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi yang mengecam serangan militer Belanda terhadap tentara Indonesia. Dewan Keamanan PBB juga menyerukan diadakannya perundingan untuk menemukan penyelesaian damai antara dua pihak. Usai dilaksanakannya perjanjian Roem Royen pada tanggal 6 Juli, rencananya akan diadakan lagi konferensi yang akan diikuti oleh para tokoh yang masih diasingkan di Bangka. Sebelumnya diadakan terlebih dahulu Konferensi Inter-Indonesia di Yogyakarta antara tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949. Konferensi Inter-Indonesia dihadiri semua otoritas bagian dari Republik Indonesia Serikat yang akan dibentuk. Para partisipan setuju mengenai prinsip dan kerangka dasar untuk konstitusinya. Pada tanggal 11 Agustus 1949, dibentuk perwakilan Republik Indonesia untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Waktu dan Tempat Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar diselenggarakan di kota Den Haag, Belanda. Waktu pelaksanaannya diadakan mulai tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949. konferensi meja bundar (kmb) Tujuan Konferensi Meja Bundar Ada beberapa tujuan diadakannya Konferensi Meja Bundar ini antara lain adalah: Mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan cara melaksanakan perjanjian-perjanjian yang sudah dibuat antara Republik Indonesia dengan Belanda, khususnya mengenai pembentukan Negara Indonesia Serikat (RIS). Dengan tercapainya kesepakatan Meja Bundar, maka Indonesia telah diakui sebagai negara yang berdaulat penuh oleh Belanda, walaupun tanpa Irian Barat. Tokoh Konferensi Meja Bundar Ada tiga pihak yang terlibat dalam konferensi Meja Bundar, yakni pihak Indonesia, pihak Belanda yang diwakili BFO dan pihak UNCI (United Nations Comissioner for Indonesia) selaku penengah. 1. Pihak Indonesia Pihak Indonesia diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta dan terdiri dari 12 delegasi secara keseluruhan. Drs. Mohammad Hatta Nir. Moh. Roem Prof Dr. Mr. Supomo Dr. J. Leitnena Mr. Ali Sastroamicijojo Ir. Djuanda Dr. Sukiman Mr. Suyono Hadinoto Dr. Sumitro Djojohadikusumo Mr. Abdul Karim Pringgodigdo Kolonel T.B. Simatupang Mr. Muwardi 2. Pihak Belanda Dalam KMB, pihak Belanda diwakili oleh BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia. Perwakilan BFO ini dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Perwakilan Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen dan UNCI diwakili Chritchley. 3. Pihak UNCI Pihak UNCI atau United Nations Comissioner for Indonesia bertindak sebagai penengah jalannya konferensi antara Indonesia dan Belanda. Pembentukan UNCI dilakukan sebagai penengah dan mediator perdamaian perselisihan Indonesia dan Belanda. Hasil dan Isi Konferensi Meja Bundar Ada beberapa poin kesepakatan Konferensi Meja Bundar. Berikut merupakan isi dan hasil Konferensi Meja Bundar selengkapnya. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai sebuah negara yang merdeka. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949. Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu setahun setelah pengakuan kedaulatan. Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS dan Belanda yang dikepalai Raja Belanda. Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak-hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda. Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS. Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI. Dampak Konferensi Meja Bundar Pengesahan dan penandatanganan isi Konferensi Meja Bundar dilakukan pada tanggal 29 Oktober 1949. Hasil KMB ini kemudian disampaikan kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selanjutnya KNIP melakukan sidang pada tanggal 6-14 Desember 1949 untuk membahas hasil dari KMB. Pada akhirnya KNIP menyetujui hasil KMB. Pada 15 Desember 1949, Soekarno sebagai calon tunggal terpilih sebagai presiden Republik Indonesia Serikat. Indonesia Serikat dibentuk seperti republik federasi berdaulat yang terdiri dari 16 negara bagian dan merupakan persekutuan dengan Kerajaan Belanda. Kabinet RIS terbentuk di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta yang menjadi Perdana Menteri. Penyerahan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia akhirnya disahkan pada tanggal 27 Desember 1949. Dalam upacara penyerahan kedaulatan pihak Belanda ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees dan Menteri Seberang Lautan Mr. AM . J.A Sassen. Sedangkan delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta. Di waktu yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi Mahkota AH. J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda ini maka Indonesia berubah bentuk negaranya berubah menjadi negara serikat yakni Republik Indonesia Serikat (RIS). Penyerahan kedaulatan menandai pengakuan Belanda atas berdirinya Republik Indonesia Serikat dan wilayahnya mencakup semua bekas wilayah jajahan Hindia-Belanda secara formal kecuali wilayah Irian Barat. Irian barat diserahkan oleh Belanda setahun kemudian. Nah demikianlah referensi sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB) beserta latar belakang dan tujuan konferensi, waktu dan tempat pelaksanaan, pihak dan tokoh yang terlibat, isi dan hasil perjanjian serta dampak yang ditimbulkan. Sekian referensi sejarah kali ini.

BELA NEGARA DALAM KONTEKS NKRI




TUGAS PRAKARYA 
MEMBUAT RANCANGAN PEMBUATAN APD DARI COVID-19
DENGAN BAHAN BAHAN DISEKITAR KITA


BAHAN-BAHAN
  1. JAS HUJAN ATAU BAJU PELINDUNG
  2. SARUNG TANGAN LATEX ATAU SARUNG TANGAN PLASTIK
  3. MASKER
  4. SEPATU KARET

1.JAS HUJAN ATAU BAJU PELINDUNG



2.MASKER
Pakai Masker Kain saat Wabah Virus Corona Covid-19, Ini Saran ...

3.SARUNG TANGAN LATEX ATAU SARUNG TANGAN PLASTIK


Sarung Tangan Safegloves Gloves isi100(Sarung Tangan Latex ...

4.SEPATU KARET




MEMBUAT RANCANGAN PEBUATAN APD

- Copyright © TUGAS ONLINEKU - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -